LUBUKLINGGAU – Ajang Silampari Trail Adventure (STA) bukan hal baru di Kota Lubuklinggau. Kegiatan ini telah rutin digelar setiap tahun dan kini memasuki pelaksanaan ke-6 pada 2025. Namun, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini STA mendapat dukungan dana dari APBD.
Berdasarkan data yang dihimpun, kegiatan tersebut tercatat dianggarkan melalui Dinas Pariwisata dengan nilai mencapai Rp480 juta. Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kepala Dinas Pariwisata Lubuklinggau, Adiwena Rio Kunto, belum memberikan tanggapan hingga berita ini diterbitkan.
Sementara itu, Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Lubuklinggau, Exley Pradika, menilai penggunaan dana daerah untuk event STA perlu dikaji ulang. Menurutnya, kegiatan ini sejak awal mampu berjalan mandiri tanpa campur tangan anggaran pemerintah.
“STA ini kan sudah jadi event tahunan. Sebelumnya juga terlaksana tanpa bantuan APBD, dan tetap sukses. Jadi, kalau sekarang pakai dana pemerintah, patut dipertanyakan relevansinya dengan program pariwisata,” ujar Exley. Rabu (5/11/2025)
Ia menambahkan, banyak objek wisata di Lubuklinggau yang justru membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, seperti Bukit Sulap yang kondisinya mulai terbengkalai, Air Terjun Temam, hingga Waterpark Temam yang memerlukan perawatan dan perbaikan fasilitas.
“Kalau memang mau promosi wisata, mestinya fokus dulu ke pembenahan sarana wisata yang ada. Jangan sampai anggaran besar justru terserap untuk kegiatan yang tidak punya dampak langsung bagi masyarakat. Lagi pula, kalau memang ada kaitan dengan pariwisata, kenapa baru tahun ini dianggarkan? Apa jangan-jangan karena ada kesamaan hobi dengan pejabat tertentu?” tambahnya menyoroti.
Exley juga menegaskan bahwa urgensi penggunaan dana publik seharusnya mengutamakan kepentingan masyarakat luas, bukan sekadar event hobi.
“Yang lebih penting itu peningkatan fasilitas umum di lokasi wisata lama maupun baru, akses jalan, dan pemerataan pembangunan. Itu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya. (*)
